Pada Februari 2013, World Wide Web Foundation meluncurkan program riset "Exploring the Emerging Impacts of Open Data in Developing Countries (ODDC)", dengan dukungan dana dari International Development Research Centre (IDRC), Canada.
Sir Tim Berners-Lee, penemu World Wide Web, di hadapan peserta Open Government Partnership (OGP) Summit 2013 di London menyerukan para pemimpin dunia untuk menjawab masalah transparansi dan akuntabilitas dengan tindakan nyata, yaitu dengan memastikan bahwa data-data penting yang secara politis sensitif tidak luput dari inisiatif Open Data.
Tim Berners-Lee, penemu Web dan inisiator Linked Data, memberikan gambaran mengenai skema penyebaran Open Data menjadi 5 tingkatan, masing-masing diberi tanda dengan bintang satu sampai dengan bintang lima.
Kolaborasi adalah Bhineka Tunggal Ika. Coba Anda perhatikan gambar di samping! Rumit kan? Open Data adalah jalan untuk mengurai kerumitan tersebut menjadi kolaborasi. Andaikata setiap data itu tidak dibuka, maka bagaimana mungkin bisa terjadi kolaborasi?
Dalam suatu berkas data, dapat disisipkan informasi-informasi mengenai data tersebut misalnya kapan berkas itu dibuat, hak cipta, lisensi yang digunakan, author atau pembuat data, dan lain sebagainya. Informasi-informasi yang disisipkan dalam berkas data itu disebut Metadata.
Open Data, khususnya Open Government Data, pada dasarnya bertujuan menyediakan data atau informasi yang dapat digunakan oleh user (masyarakat, NGO, peneliti, konsumen, dll) untuk memenuhi kebutuhannya. Proses penyampaian informasi dari penyedia data ke user terjadi melalui suatu ekosistem tertentu. Ekosistem itu disebut "Ekosistem Open Data. Bagaimana ekosistem open data? Salah satu skenario dari ekosistem open data adalah seperti pada gambar di samping.
Gambar ini adalah contoh hasil kolaborasi. Di balik gambar itu ada berbagai macam data yang terbuka dan diolah oleh aplikasi OpenStreetMap menjadi informasi yang tersaji.
